Batik Arum Sari
Dengan Desain Yang Menarik dan Elegan
Belajar Blog Bersama Sagusablog
Tiada henti untuk selalu berinovasi memajukan negeri
Batik Revlousi 4.0
Miliki segera
Sabtu, 02 Agustus 2025
Kamis, 22 Mei 2025
Berfilsafat dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Pendidik
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang eksistensi kita. Misalnya, apa tujuan hidup kita? Apa makna dari kebahagiaan dan kesedihan? Bagaimana kita harus menjalani hidup ini? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mendorong kita untuk berpikir secara kritis dan reflektif tentang kehidupan kita.
Berfilsafat dalam kehidupan sehari-hari juga membantu kita untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Dengan mempertanyakan asumsi-asumsi yang kita miliki, kita dapat memahami dunia sekitar kita dengan lebih baik. Misalnya, ketika kita menghadapi situasi yang sulit, kita dapat mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana kita harus menghadapinya.
Selain itu, berfilsafat juga membantu kita untuk memahami diri kita sendiri dan orang lain. Dengan memahami konsep-konsep seperti identitas, kebebasan, dan tanggung jawab, kita dapat memahami bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana kita harus menjalani hidup ini.
Dalam berfilsafat, kita juga dapat menemukan makna dan tujuan hidup. Dengan mempertanyakan apa yang sebenarnya penting dalam hidup, kita dapat menemukan apa yang membuat hidup kita bermakna. Misalnya, apakah kebahagiaan, kesuksesan, atau hubungan dengan orang lain yang membuat hidup kita bermakna?
Berfilsafat dalam kehidupan sehari-hari adalah tentang mencari makna dan tujuan hidup. Dengan mempertanyakan asumsi-asumsi yang kita miliki, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan memahami diri kita sendiri dan orang lain, kita dapat menjalani hidup ini dengan lebih bijak dan bermakna.
Dalam ruang lingkup pendidikan, filsafat ilmu memberikan kerangka reflektif dan kritis terhadap bagaimana guru memahami, mengembangkan, dan mengimplementasikan ilmu dalam proses pembelajaran. Filsafat ilmu memiliki fokus ilmu utama yaitu;
1. Epistemologi: Memaknai Pengetahuan sebagai Proses Dialogis
Epistemologi, sebagai cabang filsafat yang membahas hakikat dan sumber pengetahuan, mendorong guru untuk meninjau kembali bagaimana pengetahuan dikonstruksi dan disampaikan dalam pembelajaran. Dalam pendekatan pembelajaran bermakna yang berpusat pada siswa, epistemologi menuntut pergeseran dari paradigma guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan menjadi fasilitator dalam proses ko-konstruksi makna bersama siswa. Pengetahuan bukan lagi sesuatu yang ditransmisikan secara sepihak, melainkan hasil dari interaksi sosial, eksplorasi, dan refleksi kritis siswa terhadap pengalaman mereka (Hosking, 2011).
Sehingga kita sebagai seorang pendidik sebaiknya melakukan perubahan dalam strategi pembelajaran dari metode ceramah ke pendekatan inkuiri, kolaboratif, dan berbasis masalah, sehingga siswa berperan aktif dalam menggali, membangun, dan memaknai pengetahuan berdasarkan konteks kehidupan mereka.
2. Ontologi: Memahami Hakikat Keberadaan dan Realitas Siswa
Ontologi sebagai studi tentang "apa yang ada" (the nature of being) mengarahkan guru untuk memahami bahwa setiap siswa adalah individu yang unik dengan latar belakang budaya, pengalaman, dan potensi yang berbeda. Penerapan nilai ontologis dalam pembelajaran menghendaki pengakuan terhadap keberagaman eksistensial siswa dan menuntut pendekatan yang inklusif dan diferensiatif dalam merancang aktivitas pembelajaran (Crotty, 1998).
Perubahan-perubahan yang hendaknya dilakukan dalam proses memahami esensi atau konten pelajaran di antaranya adalah menyesuaikan materi dan metode pembelajaran dengan karakteristik, minat, serta kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran akan lebih kontekstual, menghargai identitas kultural siswa, dan memfasilitasi berbagai gaya belajar agar setiap siswa merasa diakui eksistensinya di kelas.
3. Aksiologi: Menumbuhkan Nilai-Nilai Etis dan Humanis dalam Pembelajaran
Aksiologi, yang berkaitan dengan nilai dan etika, memperkuat kesadaran bahwa pembelajaran tidak semata bertujuan untuk pencapaian kognitif, tetapi juga untuk pembentukan karakter dan nilai kemanusiaan. Dalam filsafat pendidikan, penerapan aksiologi mengandung tanggung jawab moral guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang empatik, adil, dan mendorong sikap reflektif serta nilai-nilai kemasyarakatan (Noddings, 2013).
Membangun iklim kelas yang demokratis, hangat dan mengapresiasi, mengintegrasikan nilai-nilai moral dan budaya lokal dalam proses belajar, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, empatik, dan bertindak etis dalam kehidupan sehari-hari adalah perubahan yang harus menjadi keniscayaan. Perubahan iklim kelas yang lebih baik tentunya akan menghasilkan nilai-nilai dan etika, kesadaran yang lebih kuat dan membentuk karakter siswa menajadi lebih baik.
Sebagai pendidik dengan menerapkan filsafat yang meliputi nilai-nilai epistemologi, ontologi, dan aksiologi dalam praktik pembelajaran, kita tidak hanya akan mengalami perubahan dalam metode mengajar, tetapi juga dalam paradigma berpikir dan cara memandang siswa. Pembelajaran menjadi sebuah ruang dialogis yang menempatkan siswa sebagai manusia yang memiliki keunikannya masing-masing, membangkitkan potensi kritis dan kreatif mereka, serta menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan transformatif. Sehingga diharapkan kelak mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi pembelajar sepanjang hayat yang merdeka dan interaktif serta menjadi manusia humanis yang bijak dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kebaikan.
Cilegon, 22 Mei 2025
Penulis adalah mahasiswa magister Pendidikan Dasar Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang semester genap tahun 2024/2025
Senin, 27 April 2020
Materi IPS: Letak Geografis dan Astronomis
Letak Astronomis dan Geografis Indonesia
Letak suatu tempat di permukaan bumi tidak hanya sekadar posisi suatu objek di permukaan bumi, tetapi juga karakteristik yang ada pada tempat tersebut. Setiap tempat akan menunjukkan perbedaan dengan tempat lainnya di permukaan bumi. Indonesia ditinjau dari segi letak memiliki berbagai macam keunggulan yang menjadi modal yang sangat berharga bagi pembangunan Negara. Letak atau posisi dapat ditinjau dari berbagai aspek yaitu astronomi, geologi, geografi, ekonomi dan sosial budaya.
Materi Seni Budaya dan Prakarya: Jenis-Jenis Tangga Nada
Tangga nada merupakan susunan nada yang berjenjang mulai dari do, re, mi, fa, sol, la, si, do. Nada-nada tersebut disimbulkan dengan notasi angka, dengan susunan sebagai berikut. 1,2,3,4,5,6,7,1.








